PEMBELAJARAN
TRANSISTOR
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah
mempelajari kegiatan pembelajaran siswa-siswi dapat :
1.
Menjelaskan susunan bahan dan simbol transistor.
2.
Mejelaskan cara kerja transistor
sebagai switch.
3.
Mengidentifikasi komponen -
komponen pada pengendali beban menggunakan transistor.
4.
Memahami dasar kerja latching.
B. Uraian materi
1. Susunan bahan dan simbol
transistor.
Kata
transistor berasal dari
dua kata transfer
dan resistor ini menandakan bahwa transistor ialah alat
yang dapat memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain. Pada saat
berfungsi sebagai resistor non linear, transistor yang paling digunakan adalah
junction transistor, yang akan dibahas dalam job ini. Gambar di bawah ini
merupakan susunan bahan dari transistor.
Gambar 1a.
Transistor PNP Gambar 1b.
Transistor NPN
Transistor junction sama sederhananya
dengan dioda junction. Seperti terlihat pada gambar 1a & 1b, transistor
junction terbentuk dari dua cara menempatkan lempeng bahan tipe-N.
Diantara bahan tipe-P atau lempeng bahan tipe-P
atau diantara bahan lempeng tipe-N.
Setelah itu dua kali terpasang pada dua sisi dan satu kaki di sisi lainnya. untuk membuat hubungan
dengan rangkaian luar.
Jika emitter dan kolektor terbuat dari
bahan tipe-N, maka disebut transistor NPN. Jika emitter dan kolektor terbuat
dari bahan tipe-P maka disebut transistor PNP. Keduanya digunakan pada system
pengontrolan.
Gambar1c.
Simbol Transistor PNP Gambar 1d.
Simbol Transistor NPN
Transistor bekerja berdasarkan arus basis
yang masuk pada junction jika basis diberi arus positif atau negatif sesuai
dengan jenisnya, maka emitter dan kolektor akan konduk dan dapat memberikan
arus pada beban.
2. Transistor sebagai Switch
a. Kondisi CUT-OFF Transistor
Gambar2a. dibawah ini memperlihatkan transistor yang
dirangkai sedemikian rupa (rangkaian Common-Emitter), dimana tahanan beban RL
dianggap terhubung seri dengan lainnya.
Tegangan total yang
terdapat pada ujung-ujung rangkaian seri ini sama dengan tegangan catunya ( UCC ) dan diberi notasi UR
dan UCE.
Menurut hukum Kirchoff :
UCC
= UCE + UR
Arus kolektor IC mengalir melalui RL
dan drop tegangannya adalah IC.RL sehingga
UCC = UCE
+ IC . RL
Misalkan basis memperoleh bias negatif (reverse) yang
Sedemikian besar sehingga memutuskan (cut-off) arus kolektor, dan untuk keadaan
ini arus kolektor sama dengan nol.
IC . RL =
0 sehingga UCC = UCE
Bila transistor kita anggap sebagai switch, maka pada
keadaan ini switch tersebut akan ada dalam keadaan terbuka (OFF).
b. Kondisi Saturasi Transistor
Bila sekarang basis diberi bias arus maju
(forward) sampai pada titik dimana seluruh tegangan UCC muncul
sebagai drop tegangan pada RL, maka pada keadaan ini dapat ditulis :
IC . RL = UCC
Dari persamaan :
UCC = IC . RL
+ UCE
UCE
= UCC – IC . RL
Karena IC
. RL = UCC
maka UCC – IC
. RL = 0
dan UCE = 0
Dengan demikian bila IC
diperbesar pada suatu titik dimana seluruh tegangan UCC muncul pada
RL, maka tidak tersisa tegangan pada kolektor. Keadaan seperti ini
dikatakan kondisi saturasi (jenuh) dari transistor tersebut. Dan jika
transistor dianggap sebagai sakelar (switch), maka pada kondisi ini switch
tersebut dalam keadaan tertutup (ON).
c. Dasar Latching
Dua buah transistor dari tipe PNP dan NPN
dikatakan komplement jika mempunyai
karakteristik yang serupa.
Gambar 2c & 2d. memperlihatkan cara
menghubungkan transistor yang komplementer tadi sedemikian rupa sehingga
membentuk rangkaian Cascade.
Rangkaian ini bila diberi catu daya
sedemikian rupa seperti yang terlihat pada gambar 2c & 2d, dan dimana basis
dalam keadaan terbuka serta dengan suatu kancing (latch).
Dalam keadaan demikian ini transistor tidak
bekerja (cut-off), atau sama saja dengan switch dalam keadaan terbuka.
Dengan mengabaikan arus bocor, maka dapat
dikatakan IC = 0. Salah satu cara guna menutup latch ini adalah dengan system
penyulutan (triggering) pada elektroda basis dari salah satu transistor
tersebut. Misal trigger positif diberikan pada basis dari Q2 ini berarti
emitter basis Q2 memperoleh forward bias dan Q2 mulai menghantar. Karena
kolektor Q2 dihubungkan langsung dengan basis Q1 maka Q1 memperoleh input dan
selanjutnya akan memberikan penguatan sehingga timbul IC pada Q1 dan
arus ini merupakan input bagi Q2 dan akan diperkuat lagi oleh Q2
tersebut.
Proses penguatan ini berlangsung terus sehingga
transistor-transistor tersebut mencapai keadaan saturasi, dan dalam keadaan
saturasi ini transistor akan merupakan rangkaian hubung singkat sehingga
tegangan pada latch akan sama dengan nol dan arus yang mengalir adalah :
Guna menutup latch tersebut dapat juga
dilakukan dengan memberi trigger negatif pada basis Q1 yang mana akan
menyebabkan forward bias pada Q1.
Cara lain adalah dengan memberi tegangan UCC
sedemikian besar sehingga melampaui tegangan break-down dari dioda kolektor
salah satu dari transistor tersebut. Dengan terjadinya break-down ini, maka
timbul kolektor yang akan diterima basis transistor berikutnya dan diperkuat
dan cara ini disebut sebagai “Break Over System”.
Guna membuka latch tersebut ada beberapa
cara, yaitu :
1. Mengurangi tegangan
catu UCC sehingga arus beban
berkurang.
2. Memperbesar nilai RL
atau sama sekali mencabutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar